zonabarump3 barulawasmp3 gudangmp3lirik lengkapkabeh lirikalbumlengkap bloglirikdanmp3 ebooklirikmp3

Monday, January 13, 2014

“REASON!”_ [Zei – Won Story]

“REASON!”_ [Zei – Won Story]


Tittle : “REASON!”_ [Zei – Won Story]
Author :  -Winter Choi  &  -Icha Agiehh Riweh    [Kolaborasi Author’s]
Lenght : OneShoot
Genre : Marriage Life
Rate : Page 17
Main Cast(s) : Zeik Kim (Oc),Choi Siwon (SJ) And All Other Cast.

Dont BASH ... This Just For Fun!

New Story Present From @WiCha_

                   ***

“Cinta ...  
Hanya bagaimana cara kita mengungkapkannya,
Bukan dengan cara menyakitinya,”


_ “REASEON!”_


            Terdiam ... mungkin hanya itulah yang dapat gadis bermata kebiruan ini lakukan sekarang. Berdiri sambil menerawang kosong keluar jendela apartment dengan fikiran kalang kabut yang membingungkan dirinya.
             “Huhhh..., semoga semua itu tidak benar,” Ucapnya di sertai dengan dengusan panjang. Tubuhnya bergerak, melangkah mendekati ranjang mungil yang di tempati oleh seorang bocah kecil yang sedang tertidur dengan pulasnya.
             “Tidurlah dengan nyenyak, sayang! besok pagi kita akan berangkat ke Korea dan menemui Dady-mu disana.”  Wanita itu mengelus lembut pipi putih mulus anaknya dengan penuh kasih sayang. Ia tersenyum sebelum akhirnya memberikan kecupan manis di dahi anaknya itu.

                        ***


            “Mwo? Dia sudah kembali dari Jepang?” Detektif itu mengangguk takut, mengiyakan pertanyaan yang sudah di jawab berulang kali olehnya dan mendapat teriakan kaget dari atasannya ini.
            “Maafkan kami Tuan! Kami tidak bisa mencegahnya. Sungguh, semuanya di luar kendali kami. Dan soal kabar akan kedekatan anda dengan Nona Jung Min, kami juga tidak tahu bahwa kabar itu sudah sampai terdengar oleh Nyonya Choi Zei,” Tambah orang itu. pria berjas hitam di lengkapi dengan kaca mata hitam yang berada di saku kemeja-nya kini menunduk, tidak berani berhadapan dengan kilatan mata yang penuh emosi dari pria yang berdiri di hadapannya ini.
            “Ah .. sudahlah! kalian boleh pergi, dan ingat setelah mereka tiba, kalian harus melaporkannya padaku. Mengerti!”
            Setelah 2 detektif itu pergi, pria yang biasa di panggil – Siwon – ini duduk dan menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Ia memijit pelipisnya yang mulai terasa berdenyut saat mendengar dari mata-mata-nya mengenai Istri-nya telah kembali dari Jepang.
            Siapapun akan bahagia jika orang yang kita cintai akan datang dan menemui kita serta memeluk hangat penuh cinta. Berbeda dengan pria ini. Ia sangat tidak mengharapkan Istri dan anaknya itu kembali sebelum mendapat perintah darinya.
            Bukan tanpa alasan, tapi ia terlalu takut jika sesuatu yang ia sembunyikan akan terbongkar dan membuat wanitanya itu merasa tersakiti. Saat ini, Siwon hanya berharap dalam hati agar hubungan gelapnya bersama seorang wanita merupakan mantan-nya itu tidak sampai menguak ke telinga Zei – Istrinya.

                        ***

            Zei sibuk membenahi kamar-nya bersama anak kesayangannya – YoungJae. Awalnya ia berfikir, setibanya di Korea ia akan di sambut baik oleh suaminya dan menemani mereka di rumah tempat tinggal mereka selama disini. Tapi kenyataan itu harus ia telan bulat-bulat, saat tahu bahwa hanya pengawal setia Siwon yang menjemputnya di bandara bahkan menjaga ketat setiap sudut rumahnya hingga sekarang.
            Zei merasa ada yang aneh. Ia ingin keluar berbelanja tetapi para penjaga itu melarangnya dengan alasan yang menurutnya tidak masuk akal.
            “Mom, kenapa?” Tanya YoungJae begitu melihat raut wajah sedih Zei. Wanita itu tersenyum dan mengulurkan tangannya memeluk putranya.
            “Tidak apa-apa. Mom hanya merindukan Dady saja. Kau juga merindukannya kan’ sayang?” Anak itu mengangguk mantap dalam pelukan Zei.
            “Aku sangat-sangat merindukan Dady, Mom? Tapi kenapa Dady belum juga datang kesini dan menyuruh pengawal-pengawal jelek itu pergi,”
            “Mungkin Dady sibuk sayang. sudahlah ... pegilah bersihkan dirimu dan kita sarapan bersama, oke!” YoungJae melepaskan rangkulannya kemudian mengangguk kecil mengecup pipi kanan Ibunya dan berlari kecil menuju kamarnya. Zei hanya terkekeh melihat tingkahnya yang hampir saja menambrak pintu karena tak berhati-hati.

                        ***

            Siwon menatap tajam seorang wanita yang kini duduk di tepi meja kerjanya dengan raut wajahnya yang hampir saja membuat lelaki itu tergoda.
Ia mendengus saat wanita itu malah menyimpitnya di kursi dan semakin mendekatkan wajahnya menjangkau bibirnya. Siwon mencoba menolak dan memalingkan wajahnya. Wanita itu hanya tersenyum sinis.
            “Wae? Bukankah ini sudah biasa kita lakukan Oppa?” Siwon berdecak dan menatap sebal wanita ini.
            “Ne. Tapi itu dulu, sekarang aku sudah memiliki orang-orang yang sangat aku sayangi dan tentunya sangat membutuhkanku. Jadi, lupakan semua mimpi-mu untuk bisa bersamaku karena ku pastikan itu tidak akan mungkin terjadi di antara kita,” Ujar Siwon sambil merapikan dasi-nya yang teracak akibat ulah tangan nakal wanita itu.
            “Kau takut atau hanya mengertakku saja eoh? Aku tahu, wanita perebut kekasih orang itu telah kembali dari Jepang, kan’? dan itu menjadi alasanmu untuk menghindari ku,” Tanya orang itu dengan gayanya yang sok tahu. Siwon mendorong kursi yang di dudukinya dan berdiri melonggarkan dasinya yang terasa mencekik.
            “Kau ... kau tidak tahu apa-apa tentang dirinya, Jung Min-ssi! Ia adalah Istriku bukan wanita seperti yang kau bayangkan. Ia berbeda dan sangat istimewa. Aku mencintanya melebihi dari apapun dan akan selalu melindungi-nya agar tetap disisiku,” Siwon meneguk habis air mineral yang terletak di atas mejanya. Emosinya hampir saja tak terkontrol hanya karena mendengar ucapan lugas mengenai Istrinya. Sungguh, demi apapun yang ada di bumi ini, ia tak ingin satu orang pun membanding-bandingkan apalagi menjelek-jelekkan Zei di hadapannya. Sudah tentu, dengan senang hati yang penuh amarah ia akan menghajar habis orang itu hingga babak belur dan berakhir di Rumah Sakit. Tapi ini, ia menghadapi wanita yang juga pernah singgah di hatinya. Sial!
             “Apa maksud ucapanmu tadi oppa? Kau tidak bercanda, bukan?” Wanita itu mendekati Siwon dengan matanya memerah. Pria itu diam tak menjawab.
             “Jadi ... selama ini kau hanya menjadikanku sebagai pelampiasanmu, begitu? Tapi kenapa? Bukankah dulu kita bahagia bersama sebelum wanita itu hadir dan menghancurkan semuanya,” Teriak histeris Jung Min. Ia menangis, tapi tak di hiraukan sedikitpun oleh Siwon.
             “Nde. Kau benar aku hanya ingin membalaskan dendamku padamu. Biar kau tahu, bagaimana rasanya di hianati ketika di tinggal kekasihnya di saat kita membutuhkannya. Bukankah dulu, kau meninggalkanku hanya karena pria bule dari Amerika itu, bukan? Tapi sekarang, aku tidak peduli lagi apa alasanmu untuk mendekatiku kembali, karena itu tidak akan meluluhkanku dengan luka dalam yang kau torehkan padaku dulu. Kini aku memiliki Istri dan anak yang sangat membutuhkan kehadiranku,” Jawab siwon dengan penuh penekanan dalam setiap kata dan kemudian meninggalkan tempat itu membiarkan Jung Min menangis terseduh-seduh di ruangannya.

                        ***

            “Mom? sampai kapan kita berdiam diri  di ruangan ini. Aku bosan Mom, kalau seperti ini akhirnya lebih baik kita kembali saja ke jepang. Aku lebih nyaman tinggal di sana dari pada disini,” pertanyaan YongJae membuat Zei Kim menghentikan kegiatannya.
            “Sayang?  Jangan seperti ini. kita tunggu setelah Dady kembali ne,” Zei kim tahu betul watak anak nya ini seperti apa, gadis itu mencoba untuk memberikan pengertian pada YongJae. Walaupun ia tau pada akhirnya anak nya tidak bisa menerima ucapannya.
Nampak seorang pria bertubuh besar berpakaian rapi sedang berjalan mendekati Zei dan YongJae berada. “Youngie ...” Pangil pria itu, yang membuat kegiatan bermain Young Jae tadi berhenti dan membalikan badannya mencari sumber suara yang memangil namanya.
            “Uwahh ... coba lihat chagi siapa yang datang,” Ucap Zei Kim. Pria itu tersenyum dan kemudian mendekat mensejejerkan tubuhnya dengan tinggi YoungJae mencoba mendapatkan pelukan dan ciuman tapi sayangnya hanya sebuah raut wajah kesal yang pria itu dapatkan.
            “Ehm ... ada apa dengan anak Dady ini eoh? Apakah ini sambutan baru Youngie untuk Dady?” YongJae diam tak menanggapi ucapan Siwon.
            Sementara Siwon, ia merasa sangat bersalah pada keluarga kecilnya ini. Terutama pada YoungJae – anaknya. Dan ia juga tahu, YongJae saat ini marah padanya karena ketidakhadirannya ketika menjemput mereka tiba di Korea.
            “Youngie ... apakah seperti itu sikapmu kepada orang yang lebih tua darimu ehm? Momy dan Dady tidak pernah mengajarkanmu tidak sopan terhadap orang yang lebih tua darimu terlebih lagi kepada Dady-mu sendiri,” Zei menggeleng-gelengkan kepalanya dan menyuruh YoungJae agar meminta maaf pada Siwon yang kini hanya tersenyum miris menatap sendu putra  kesayangannya ini. Walaupun Zei tahu betul bagaimana perasaan anaknya saat ini. Tapi, setidaknya anak ini bisa sedikit menghargai kehadiran Siwon yang baru mengunjungi tempat tinggal mereka setelah 2 hari menetap disini.
“Yak! Choi YoungJae ! Momy, belum selesai bicara,” Teriak Zei begitu menyadari YoungJae telah berlalu dan masuk ke kamarnya.
“Terserah Momy, aku mau tidur.” YoungJae mempoutkan bibirnya dengan imut dan menutup pintu kamarnya itu dengan kasar.

***

            Sebuah keheningan yang terasa mencekam di ruangan ini semenjak kepergian YoungJae. tak ada satu patah katapun yang keluar dari mulut Siwon untuk berbicara atau sekedar berbasa-basi saja. Lidahnya terasa kelu, enggan untuk bersuara.
“Bagaimana pekerjaanmu oppa, apakah lancar?” Tanya Zei ragu. Rasa cangung itu terlihat jelas dari sorot mata keduanya.
“Ah, ne ... semuanya baik-baik saja,” Jawab Siwon sambil menggaruk tenguknya yang tidak gatal.
Zei – gadis itu diam. Ingin sekali ia menanyakan apa yang ada di didalam fikirannya selama ini, tapi Zei mencoba untuk menahannya sampai Siwon sendiri yang memberitahunya.
“Kenapa dirimu dan YoungJae tidak memberitahuku kalau kalian ingin ke korea, jika kalian menghubungiku kemungki..”
“Kemungkinan pengawalmu akan menjemput kami di bandara.” Belum sempat Siwon menyelesaikan ucapannya, Zei sudah memotongnya terlebih dahulu. Siwon hanya tersenyum simpul.

            “Bukan ... bukan seperti itu maksudku. Sudah tentu aku yang akan menjemput kalian disana,”
“Benarkah? Aku bahkan tidak yakin jika oppa ingin menjemput kami waktu itu,” Siwon terhenyak dari posisi duduknya mendengar lontaran kata sindiran Zei yang terdengar ketus.
 “Ada apa denganmu Zei-ya” Tanya Siwon menatap sendu Istrinya ini. tangan kekarnya terulur menggenggam tangan mungil Zei.
 “Aku tidak apa-apa. Aku hanya lelah dan aku ingin istirahat oppa.” Zei melepaskan genggaman tangan Siwon kemudian berdiri menuju kamarnya meninggalkan Siwon sendiri dengan perasaan bersalah yang menggerogoti hatinya.
“Maafkan aku.”

***

            Kini Zei berdiri di atas balkon kamarnya memandang langit penuh bintang memancarkan keindahannya sambil menghirup bebas udara dengan leluasanya.
            Sapuan angin malam menerbangkan helain rambutnya yang terjuntai bebas dengan gemasnya seolah ikut menikmati indahnya malam ini bersamanya.
            “Zei-ya? Sudah larut malam. Masuklah, nanti kau bisa sakit,” Seru Siwon tiba-tiba. Pria itu masuk sambil membuka kancing kemejanya dan melemparnya asal kemudian berlalu masuk kedalam kamar mandi. Zei meliriknya sekilas dan kembali melanjutkan aktifitasnya terhenti itu.
            “Ya ampun! Kau mendengarku eoh? Kenapa masih disini?” Zei terkejut mendegar suara Siwon tepat berada di dekatnya. Ia mendengus, saat melihat kondisi tubuh Siwon hanya memakai handuk yang melilit bagian tubuh bawahnya, memperlihatkan sederetan abs-nya yang berlipat-lipat sempurna.
            “Apa ada yang salah dengan tubuhku?” Tanya Siwon begitu melihat ekspresi wajah Zei yang memerah. Gadis itu manggut-manggut dan meninggalkan Siwon yang menatapnya heran.
            “Aku akan tidur di kamar YoungJae,” Cetus Zei. Ia memandang Siwon tanpa ekspresi dan detik kemudian menutup pintu kamar dengan pelan. Siwon menghela napas kasar dan menunduk sedih.
            “Aku merindukanmu. Sangat-sangat merindukanmu. Apa kau tahu itu Zei-ya?”

                        ***

            Zei kembali di sibukkan dengan pekerjaannya sebagai seorang Istri dan juga Ibu dalam mengurus anak dan suaminya ini.
            Dari semenjak tadi ia selalu berteriak-teriak atas kelakuan YoungJae bermain di setiap sudut ruangan dan menghamburkan seluruh mainannya di sana. Bocah umur 6 tahun ini tak mengubris sedikitpun lengkingan suara teriakan Zei memenuhi isi seluruh ruangan rumah klasik bergaya eropa ini.
            “Aih ... kau ingin membunuh Momy eoh? Cepat bersihkan semuanya sebelum Momy menyita semua psp-mu itu, Choi YoungJae sayang?” Ujar Zei dengan gemasnya. Bocah kecil itupun langsung berhenti bermain dan melirik Zei dengan tatapan mengalah.
            “Berhenti memasang wajah jelek seperti itu Honey ... Momy tahu, kau hanya berpura-pura, kan? Ingat! Momy tidak main-main dengan ucapan Momy tadi, mengerti?” Anak itu mengangguk kecil dan langsung berhamburan memeluk Zei dengan erat. Ia menangis. Ck! Dasar manja.
            “Jangan marah Mom? Youngie ... Youngie hanya ingin bersenang-senang saja. Youngie merasa sepi disini. Tidak ada teman bermain bahkan ada Dady sekalipun Youngie merasa jauh dengannya. Berbeda dengan di jepang, disana Youngie ada Lee Ahjussi yang menemani Youngie ... maafkan Youngie Momy? Jangan marah lagi ne? Youngie sayang Momy,” Zei tersenyum miris mendengar ucapan polos anaknya ini. Ia pun menangis dalam diam membalas pelukan hangat putra kecilnya.
            “Jangan menangis sayang? Anak lelaki tidak boleh menangis ... Momy juga menyayangimu Honey ... sangat menyayangimu.”

                        ***

            Siwon memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Kepalanya pusing menahan kantuk meskipun sudah 3 gelas cofe caffucino telah di habiskannya saat ini. Semalam ia tidak bisa tidur dengan tenang hanya karena Istrinya itu tidak mau tidur dengannya.
            Ia membiarkan berkas-berkas yang baru saja di antar oleh asistennya berserakan di atas meja tanpa ia sentuh sama sekali. Berkali-kali pria pemilik lesung pipi ini menghela napas dan menghembuskannya dengan kasar.
            Fikirannya teralih pada peristiwa tadi pagi, melihat anak kesayangannya menangis tanpa ia perbuat apapun untuknya. Tapi, ucapan YoungJae seperti tamparan kasar membuatnya kembali tersadar akan kesalahannya mengabaikan putra kecilnya itu.
            Siwon tahu, ia terlalu terlena akan dendamnya pada mantan pacarnya itu. Tapi, ia juga sadar akan posisinya sebagai seorang suami dan Ayah untuk YoungJae. Walaupun begitu, hati kecilnya tidak pernah menyangkal akan kecintaannya pada keduanya – keluarga kecilnya.
            “Maaf, tuan! Nyonya Zei ingin berbicara dengan anda. Dari tadi ia menghubungi anda tapi tak ada jawaban,” Lapor asistennya seraya memberikan ponsel pribadinya pada Siwon. Pria itu mengernyit bingung. Ada apa? Dan dengan cepat ia mengambil benda itu dari tangan pria paruh baya itu.
            “Yeobose ...”
            “Bisakah kau pulang lebih cepat oppa? YoungJae menangis mencarimu. Ia terus menangis dan memanggil namamu. Aku mohon,”Pinta Zei di seberang sana. Sambungan itu terputus secara sepihak. Dengan gerak cepat Siwon buru-buru mengambil jas hitam yang tersampir di kursinya dan melangkah pergi.

                        ***

            “Dia kenapa?” Panik Siwon melihat putranya terbaring lemah di atas ranjang.
            “Entahlah. Tadi kondisi tubuhnya baik-baik saja, tapi tiba-tiba saja demam,” Desah Zei frustasi. Tangannya dengan terampil mengompres tubuh mungil itu dengan penuh kasih sayang. Siwon mendekatinya dan duduk di pinggir ranjang dan mengelus pipi mulus YoungJae dengan penuh hati-hati agar tak membuatnya terusik.
            “Apa saja yang di lakukannya seharian sehingga ia bisa sakit seperti ini, Zei-ya?”
            “Tidak ada. Tadi kami hanya melakukan latihan renang dan pergi jalan-jalan membeli es cream. Itu saja,”
            “Mwo?” Hentak Siwon berdiri. “Itu saja? Kau bilang itu saja ... kau tahu kan anak ini tidak bisa bermain air apalagi memakan es cream di musim dingin seperti ini. kondisi tubuhnya masih rentan tidak kuat dengan segala sesuatu yang membuat fisiknya lemah,” Zei mendengus melihat raut wajah Siwon yang meneriakinya.
            “Bisakah kau tidak berteriak di saat anak kita sedang sakit eoh?” Seru Zei kesal. Ia membenahi selimut tebal YoungJae mengecup dahi anak itu dan beranjak pergi keluar di susul oleh Siwon di belakangnya.
            “Yak! Ada apa denganmu eoh? Dan tadi itu apa? Bukankah kau sendiri tahu bahwa YoungJae itu tidak tahan dengan hal-hal yang berbau ‘dingin’. Ia masih kecil, harusnya kau bisa menjaganya dengan baik,” Teriak Siwon lagi begitu Zei di anggap mengacuhkannya. Gadis itu tak menjawab dan hanya mencari kesibukan sendiri mengupas buah yang baru saja ia ambil dari lemari es.
            “Yak! Choi Zei ... jawab pertanyaanku,” Ketus Siwon mulai emosi. Sejenak Zei terdiam dan mendongak menatap bengis Siwon yang berdiri di hadapannya dengan muka yang berapi-api.
            “Oppa ingin aku menjawab pertanyaan yang mana?” Jawab Zei sakartis. Dengan hentakkan kasar berbunyi nyaring ia meletakkan tempat buah di atas meja berlapiskan kaca itu. tak peduli dengan sorotan mata tajam Siwon, ia hanya mencoba berani dan menghadapi suami yang menurutnya sangat egois ini.
            “Bahkan selama kami di jepang pun ia sempat sakit dan demam tinggi dan hanya selalu menyebut namamu. Dan masih banyak lagi cerita kami berdua yang tentu saja kau lewatkan karena kesibukanmu itu, bukan? Lalu ... untuk apa kau mengkhawatirkannya jika pada akhirnya kau hanya akan mengabaikannya. Aku Ibunya, sudah tentu aku bisa mengurusnya walaupun tanpa adanya campur tanganmu. Aku bisa menjaga anakku dengan baik, melindunginya, merawatnya, dan melakukan apapun untuk membuatnya bahagia,”
            “Zei-ya ...?”
            “Tadi pagi, ia menangis. Aku sebagai seorang ibu tidak tega melihatnya seperti itu. Ia terus menangis dan mengeluh karena sikap oppa yang menurutnya sangat berbeda dari sebelumnya. Tak ada keceriaan yang hanya membuatnya merasa sepi dan tak memiliki teman. Tak ada yang bisa aku lakukan, selain menghiburnya melakukan apapun yang ia sukai. Jalan-jalan bersama, bermain bersama dan tertawa bersama. Semuanya aku lakukan untuknya ... semuanya untuknya oppa!” Kata Zei penuh penekanan.
            “Zei-ya? Aku ...” Desis Siwon mulai menormalkan amarahnya yang tadi sempat menggebu-gebu.
            “Jika oppa tidak menginginkan kehadiran kami disini, besok kami akan kembali ke jepang. Disana tempatnya, bukan disini.”
            “Huhhh ...,” Desah Siwon frustasi. “Maafkan aku. Aku tidak bermaksud membentakmu tadi. Aku hanya khawatir akan kondisi tubuhnya,”
            “Arraseo! Syukurlah kau bisa mengkhawatirkannya.”

                        ***

            “Kalian benar-benar akan pergi?” Siwon melirik tas koper yang berisi pakaian Zei dan YoungJae bergantian.
            “Nde,” Jawab Zei malas.
            “Zei-ya? Jangan seperti ini. jika kalian pergi, lalu aku dengan siapa disini. Aku juga membutuhkanmu,” Celoteh Siwon mengekor Zei dari belakang mengikutinya menuju dapur.
            “Zei-ya ...”
            “...........”
            “Yak! Choi Zei ...”
            “............”
            Dengan gerak spontan Siwon menarik pinggang Zei dan memeluknya dari belakang. Ia menenggelamkan kepalanya di lekukan leher jenjang Zei menghirup udara dalam-dalam di bagian sana seolah tempat itu adalah bagian ternyaman yang menyejukkan hati dan fikirannya.
Siwon menghembuskan napasnya disana, membuat Zei mendesah tertahan. Ia tak peduli, tangan mungil Istrinya itu berusaha melepas pelukannya.
            Siwon semakin liar. Ia menggigit kecil cuping telinga Zei membuat gadis itu mengerang kesakitan. Zei semakin kuat memegang tangan kekar Siwon sedang memeluk pinggangnya dan mencubit perut pria itu agar mau melepaskannya. Tapi Siwon tetap pada posisinya, membiarkan bibirnya menguasai wajah dan leher putih Istrinya ini.
            “O-oppa ... Lepasshhhstt ...” Zei menggigit bibir bawahnya menahan agar isak tangis itu tidak keluar dan tidak terdengar oleh Siwon.
            “Lepasss ... kannhmmpptt..” Ia mengangkat tangannya dan membekap mulutnya. Ia tidak tahan, sungguh. Kali ini ia ingin sekali menangis meraung-raung dan meneriaki Siwon saat ini juga. Pria itu tampak memaksa dan sangat kasar padanya.
            “Jangan seperti ini kumohon. Jangan mendiamiku lagi aku mohon. Aku mencintaimu, Zei-ya? Aku merindukanmu ... dan aku menginginkanmu,” Kata Siwon dengan napas beratnya yang mulai tersengal-sengal. Kembali ia menempelkan bibirnya di leher Zei dan menghisapnya perlahan-lahan. Ia membalikkan tubuh Zei dan mencium seluruh inci wajah gadis itu tanpa ada yang terlewati.
            Aktifitasnya terhenti dengan sorotan mata teduh menyadari bahwa gadisnya itu menangis karena ulahnya. Tangannya terangkat menghapus sisa-sisa air bening itu dari kelopak mata Zei.
            “Maafkan aku Zei-ya? Aku tidak bermaksud menyaki ...”
            “Lakukan ... ayo, lakukan apa yang ingin kau lakukan padaku oppa? bukankah tadi kau mengatakan kau menginginkannya, kan? Ayo ... lakukan! Lakukan sekarang. Ayo, tunggu apalagi eoh?” Siwon menggeleng cepat menghentikan tangan Zei membuka kancing bajunya dengan pasrah di hadapannya. Pria itu segera meraih Zei kedalam pelukannya. Zei menangis dan memukul dada bidang Siwon berkali-kali.
            “Tidak. Aku tidak akan melakukannya. Tidak akan jika itu membuatmu tersakiti sayang? aku mencintaimu, aku mencintai kalian. Jadi jangan mengacuhkanku tanpa sebab yang ku ketahui. Dan jangan pergi selama aku meminta untuk tetap tinggal bersamaku, aku mohon,” Zei semakin terisak. Rasanya perih mendengar suaminya berbicara seperti itu.
            Ia memang tidak begitu tahu betul akan hubungan Siwon dengan gadis bernama – Jung Min itu. Tapi tetap saja relung hati kecilnya merasakan sakit yang mendalam saat mendengar nama itu masih dalam rentetan daftar nama orang yang masih terbilang dekat dengan suaminya ini.
            Siwon dengan sabar menepuk-nepuk punggung Zei dengan pelan. Berharap agar gadisnya itu berhenti menangis membuat hatinya justru merasakan sakit mendengarnya.
            “Mom ...” Seru YoungJae kaget. Ia memandang keduanya dengan heran.
            “Youngie? Ayo kemari sayang?” Panggil Siwon. Dengan perasaan takut ia mendekat, sekilas ia melirik Zei yang menangis dalam dekapan Siwon.
            “Mommy?” Panggilnya khawatir.
            “Iya, sayang? Mom tidak apa-apa. Sini biar Mom dan Dad peluk,”

                        ***

            Hari ini Siwon cuti dari pekerjaannya. Ia benar-benar menghabiskan waktunya bermain dengan YoungJae hingga puas bahkan sempat mengerjai putra kecilnya sampai menangis merengek-rengek meminta pertolongan dari Mommy-nya atas kejahilan Dady-nya itu. Sesekali ia mengintip Zei yang sedang berkutat dengan peralatan dapurnya dan mengagetkannya membuat gadis itu berteriak histeris dengan kelakuan jahilnya yang tiba-tiba saja kambuh.
            Untungnya demam YoungJae kemarin tidak terlalu parah. Itu satu-satunya hal yang sangat Siwon syukuri saat ini hingga ia bisa dengan bebas bercengkrama dengan anaknya ini.
            “Apa tidak ada hal yang ingin kau tanyakan padaku?” Tanya Siwon sambil mengelus surai rambut pirang Zei.
            Saat ini mereka sedang duduk bersantai di balkon lantai dua kamar mereka. Mengawasi YoungJae dari atas bermain di taman rumah bersama asistennya yang tadi mengantar beberapa laporan yang harus Siwon periksa dan tanda tangani.
            “Apa itu perlu?” Jawab Zei santai. Ia mengubah posisi duduknya berpangku pada Siwon dan menenggelamkan wajahnya di bawah sana.


           “Tentu. Kau itu Istriku dan kau berhak tahu apa yang terjadi padaku,” Siwon mencubit gemas hidung mancung Zei membuat ia menggerutu sakit.
            Ia menarik kepalanya yang bergelanyut manja di dada Siwon dan menatap pria itu dengan tatapan yang sulit di artikan.
            “Meskipun itu privasi masa lalumu. Apakah aku boleh mengetahuinya?” Tanya Zei balik. Ia hanya menunduk saat tatapan mata Siwon menghindarinya.
            “Aku mengerti. Aku tidak perlu mengetahuinya, kan? Meski hal itu sontak saja membuatku sakit ketika mengetahuinya sendiri dari orang lain. Tapi ... tetap saja itu privasimu, bukan? Dan aku tidak perlu mengetahuinya sejauh mungkin. itu ... itu juga bukan urusanku,” Zei tersenyum miris di tengah-tengah lontaran ucapannya.
            Seharusnya ia tidak perlu bertanya atau sekedar ingin tahu. Dengan kehadiran Siwon menghiasi kehidupannya sudah merupakan anugerah terbesar yang tak terhingga untuknya. Apalagi YoungJae – merupakan satu-satunya harapan yang bisa mempertahankan hubungan rumah tangga mereka meski banyak wanita yang di luar sana antrean menggoda suaminya ini.
            Sekali lagi, ia hanya perlu bersabar dan memahami akan kedudukan Siwon sebagai pengusaha muda menjadi incaran para wanita muda pula. Dan soal pertanyaan itu, baginya sudah tidak terlalu penting. Mantan tetaplah mantan dan Istri tetaplah Istri tidak ada satupun yang bisa mengganggu gugat karenanya.
            “Ehm ... Kau marah lagi?” Tanya Siwon was-was menatap zei yang merunduk sedih.
            “Tidak. Aku sama sekali tidak marah. Kalaupun aku marah, tidak akan ada gunanya, kan?” Siwon hanya tersenyum lembut mendengar penuturan singkat Zei. Pria ini merentangkan tangannya lebar-lebar dan menepuk-nepuk kecil dadanya agar gadis itu kembali memeluknya. Zei mengangguk mengerti dan mendekapnya erat.
            “Dengarkan ini,” Siwon menuntun kepala Zei menempel di dadanya bagian kiri. “Jantung ini selalu berdegub saat aku berduan denganmu, menatapmu, menggenggam tanganmu, memelukmu, serta menyebut namamu. Semuanya terasa indah dan menyenangkan jika aku selalu bersamamu. Aku mencintaimu Zei-ya? Cinta yang benar-benar tulus hingga membuatku hampir gila karena kau mengabaikanku. Cinta yang selamanya akan tumbuh disini setiap hari, setiap saat, satiap menit bahkan detik dalam setiap helaan napasku. Cinta tulus yang membuatku memilihmu sebagai Istri dari sekian banyak wanita di luar sana. Kau ...Gadis pilihanku,” Jelas Siwon panjang lebar. Ia mengusap-ngusap puncak kepala Zei dan menciumnya berkali-kali.
            “Oppa ...” Desis Zei.
            “Sssttttt... aku belum selesai bicara,” Dengus Siwon kesal begitu merasakan Zei merenggangkan pelukannya. Gadis itupun menurut dan kembali menyembunyikan wajahnya di bawah dagu Siwon.
            “Aku akan memberitahumu satu hal,” Ucap Siwon. Zei mengangguk dalam diam dan mendengarkan dengan seksama.
            “Dulu – sebelum aku mengenalimu, aku memiliki seorang kekasih. Hubungan kami waktu itu sangatlah bahagia. Awalnya aku berfikir, bahwa ia-lah wanita yang tepat untukku dan masa depanku kelak. Tapi, seiring berjalannya waktu, sifat dan tingkah buruknya mulai nampak. Ia tidak mencintaiku melainkan memanfaatkan-ku dan memilih pergi bersama pria bule dari Amerika dan tinggal bersamanya disana. Saat itu, aku sangat rapuh sekalipun sangat kecewa. Semenjak saat itu pula aku membenci yang namanya wanita. Hingga pada akhirnya, aku bertemu denganmu. Wanita yang mampu membuatku bangkit dari keterpurukan, kesedihan, dan penderitaan serta sakit hati. Kau bisa melakukan semuanya hanya karena pertemuan singkat kita dalam acara festival di jepang waktu itu,” Siwon tersenyum lembut menatap Zei yang ikut tersenyum manis pula.
            “Hingga aku hampir gila mencari keberadaanmu. Dalam otakku, aku hanya ingin menemuimu dan berbicara banyak menghilangkan sedikit dari beban hati yang ku derita. Dan, Tuhan memang baik mempertemukan kita kembali hingga berakhir di altar merah,”
            “Oppaa...” Sela Zei penuh haru mengingat masa lalu yang dulu mereka lalui.
            “Tapi sekarang, wanita yang dulu sempat menorehkan luka itu kembali lagi padaku,” Siwon menggenggam tangan Zei yang terasa dingin. Gadis itu diam tak berkutik.
            “Dan aku menerimanya,” Zei terhenyak dari duduknya mendengar perkataan Siwon. Gadis itu kembali menunduk. “Tapi sayangnya, bukan itu kemauanku. Aku hanya mencoba membalasnya agar ia bisa merasakan bagaimana rasanya di khianati. Karena bagiku cukup sekali aku di sakiti maupun di bohongi, sudah tentu aku tidak akan mengulanginya demi kesalahan yang sama. Karena hidupku, napasku, jiwaku dan juga ragaku ada disini, bersamamu.” Siwon mengangkat dagu Zei dan menatapnya penuh cinta. Mata gadis itu berkaca-kaca.
            “Aku mencintaimu Choi Zei – Istriku,”
            “O-op-oppa ...”
            “Ssssttttt... jangan bicara apapun. Cukup jawab saja bahwa kau juga mencintaiku,” Celetuk Siwon.
            “Nde. Aku ... aku sangat mencintaimu. aku sangat mencintaimu suamiku – Choi Siwon.”
            Merekapun saling berpelukan menyalurkan cinta kasih yang terpendam karena sebuah kecemburuan sepihak yang tak beralasan. Siwon – ia tak henti-hentinya meminta maaf pada Zei yang telah menjadikan hubungan mereka sebagai korban atas dendamnya pada mantan kekasihnya itu.
            Sekarang Siwon lega, bisa lebih dekat lagi dengan keluarganya. Dalam hal ini ia telah berjanji pada dirinya sendiri akan menjaga mereka dengan baik serta melakukan apapun semampunya untuk keluarga dan masa depan mereka nanti.



-FIN-

Ahahah... gimana Cha? Ini ff teraneh yang pernah eon tulis sepanjang zaman. Maaf, kalo ada kata atau alur yang gak jelas -_-  namanya juga kolaborasi, jadi masih dalam pemikiran yang berbeda bukan? =D *modus*

See You Next Time^^

No comments:

Post a Comment